KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEKERJAAN
Setiap pekerja akan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya apabila kondisi Kesehatannya dalam keadaan prima. Agar kondisi Kesehatan kita tetap prima, tentunya kita harus faham tentang faktor-faktor yang dapat mengganggu Kesehatan.
Status Kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh 4 factor yakni :
1. Genetik,
Yang merupakan faktor bawaan manusia.
2. Pelayanan Kesehatan
Meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Perilaku
Yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
4. Lingkungan
Dapat berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia(organic/anorganik, logam berat, debu), biologi (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
Interaksi dari berbagai faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat Kesehatan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja. Dengan demikian, dalam pengelolaan Kesehatan, keempat factor tersebut perlu diperhatikan, khususnya dalam ketiga aspek terakhir yaitu pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan.
Hubungan antara kesehatan dan pekerjaan seseorang mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu, antara lain dengan didapatkannya penyakit akibat cacing atau gejala sesak nafas akibat timbunan debu dalam paru pada pekerja pertambangan. Kaitan timbal balik pekerjaan yang dilakukan dan kesehatan pekerja semakin banyak dipelajari dan terus berkembang sejak terjadinya revolusi industri. Pekerjaan mungkin berdampak negative bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik.
Demikian pula status Kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
· Beban kerja , berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan
pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
· Kapasitas kerja yang banyak terga ntung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dsb.
· Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik itu berupa faktor fisik, kimia,
biologi, ergonomic maupun psikososial
Ketiga faktor tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap produktifitas seorang pekerja. Sebagai contoh, apabila seorang pekerja mendapatkan tugas yang biasanya harus diselesaikan oleh dua orang namun saat ini ia harus menyelesaikannya sendiri, maka hal ini akan mempengaruhi kondisi kesehatannya dan juga pada gilirannya akan menurunkan produktifitas pekerja yang bersangkutan.
Kapasitas kerja seseorang dapat dibedakan dengan seseorang lainnya dengan
melihat dari beberapa hal diantaranya yaitu :
· Status kesehatannya
· Status Gizi
· Kesegaran Jasmani
· KSA ( knowledge, skill & attitute )
· Motivasi
· Ukuran tubuh
Semakin baik faktor- faktor tersebut diatas , maka akan sebakin baik kapasitas seseorang
dan semakin baik pula produktifitas kerja seorang pekerja.
Status Kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh 4 factor yakni :
1. Genetik,
Yang merupakan faktor bawaan manusia.
2. Pelayanan Kesehatan
Meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Perilaku
Yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
4. Lingkungan
Dapat berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia(organic/anorganik, logam berat, debu), biologi (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
Interaksi dari berbagai faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat Kesehatan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja. Dengan demikian, dalam pengelolaan Kesehatan, keempat factor tersebut perlu diperhatikan, khususnya dalam ketiga aspek terakhir yaitu pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan.
Hubungan antara kesehatan dan pekerjaan seseorang mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu, antara lain dengan didapatkannya penyakit akibat cacing atau gejala sesak nafas akibat timbunan debu dalam paru pada pekerja pertambangan. Kaitan timbal balik pekerjaan yang dilakukan dan kesehatan pekerja semakin banyak dipelajari dan terus berkembang sejak terjadinya revolusi industri. Pekerjaan mungkin berdampak negative bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik.
Demikian pula status Kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
· Beban kerja , berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan
pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
· Kapasitas kerja yang banyak terga ntung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dsb.
· Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik itu berupa faktor fisik, kimia,
biologi, ergonomic maupun psikososial
Ketiga faktor tersebut diatas sangat berpengaruh terhadap produktifitas seorang pekerja. Sebagai contoh, apabila seorang pekerja mendapatkan tugas yang biasanya harus diselesaikan oleh dua orang namun saat ini ia harus menyelesaikannya sendiri, maka hal ini akan mempengaruhi kondisi kesehatannya dan juga pada gilirannya akan menurunkan produktifitas pekerja yang bersangkutan.
Kapasitas kerja seseorang dapat dibedakan dengan seseorang lainnya dengan
melihat dari beberapa hal diantaranya yaitu :
· Status kesehatannya
· Status Gizi
· Kesegaran Jasmani
· KSA ( knowledge, skill & attitute )
· Motivasi
· Ukuran tubuh
Semakin baik faktor- faktor tersebut diatas , maka akan sebakin baik kapasitas seseorang
dan semakin baik pula produktifitas kerja seorang pekerja.
1 Komentar:
treima kasih atas tulisannya. ka;o bisa dikasih gambar tentang bahaya di lingkungan kerja.
Posting Komentar